Ngewe Saat Masih SMP

Views Ngewe Saat Masih SMP - Ini cerita nyata pengalamanku sebagian tahun yang kemudian. Pengalaman sex awal tidak kuduga yang terjalin kala saya masih wanita SMP, tepatnya kala baru saja hendak masuk kelas 2 SMP. Ikatan sex itu terjalin bersama sahabat papaku yang bernama Om Bayu. Sebab ikatan yang telah sangat dekat dengan Om Bayu, dia telah dikira semacam kerabat sendiri di rumahku. Om Bayu mukanya sangat tampan, mukanya nampak jauh lebih muda dari ayahku, sebab memanglah umurnya berbeda agak jauh, umur Om Bayu kala itu dekat 28 tahun. Tidak hanya tampan, Om Bayu mempunyai badan yang besar tegap, dengan dada yang bidang.



Peristiwa ini bermula kala liburan semester, waktu itu kedua orang tuaku wajib berangkat ke Madiun sebab terdapat perayaan perkawinan kerabat. Sebab kami serta Om Bayu lumayan dekat, hingga saya memohon kepada orang tuaku buat menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku sepanjang 5 hari itu. Om Bayu telah menikah, namun belum memiliki anak. Istrinya merupakan seseorang karyawan industri swasta, sebaliknya Om Bayu tidak memiliki pekerjaan senantiasa. Ia merupakan seseorang makelar mobil. Hari- hari awal kulewati dengan ngobrol- ngobrol sembari bercanda- ria, sehabis istri Om Bayu berangkat ke kantor. Om Bayu sendiri sebab katanya tidak terdapat order buat mencari mobil, jadi senantiasa di rumah sembari menunggu telepon kalau- kalau terdapat langganannya yang ingin mencari mobil. Buat melupakan waktu, kerap pula kami bermain berbagai game semacam halma, ataupun dominasi, sebab memanglah Om Bayu orangnya sangat pintar berteman dengan siapa saja.

Kala sesuatu hari, sehabis makan siang, seketika Om Bayu mengatakan kepadaku,“ Rin.. kita main dokter- dokteran ayo.., sekaligus Rini, Om cek beneran, mumpung free”.

Memanglah kata bapak dulu Om Bayu sempat kuliah di fakultas medis, tetapi putus di tengah jalur sebab menikah serta kesusahan bayaran kuliah.

“ Ayoo..”, sambutku dengan polos tampa curiga.

Setelah itu Om Bayu mengajakku ke kamarnya, kemudian mengambil suatu dari lemarinya, warnanya dia mengambil stetoskop, bisa jadi sisa yang dipakainya kala kuliah dahulu.

“ Nah Rin, kalian buka deh bajumu, terus berbaring di ranjang”.

Mula- mula saya agak ragu- ragu. Tetapi sehabis memandang wajahnya yang bersungguh- sungguh kesimpulannya saya menurutinya.

“ Baik Om”, kataku, kemudian saya membuka kaosku, serta mulai hendak tiduran.

Tetapi Om Bayu bilang,“ Lho.. BH- nya sekaligus dibuka dong.., supaya Om mudah meriksanya”.

Saya yang waktu itu masih polos, dengan lugunya saya membuka BH- ku, sehingga saat ini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.

“ Wah.., kalian memanglah betul- betul menawan Rin..”, kata Om Bayu.

Kulihat matanya tidak berkedip memandang buah dadaku, serta saya cuma tertunduk malu.

Sehabis telentang di atas ranjang, dengan cuma mengenakan rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Mula- mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, kemudian Om Bayu menyuruhku bernafas hingga sebagian kali, sehabis itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Setelah itu sembari tersenyum kepadaku, tangannya memegang lenganku, kemudian mengusap- usapnya dengan lembut.

“ Waah.. kulit kalian halus ya, Rin.. Kalian tentu giat merawatnya”, katanya. Saya diam saja, saya cuma merasakan sentuhan serta usapan lembut Om Bayu.

Setelah itu usapan itu bergerak naik ke pundakku. Sehabis itu tangan Om Bayu merayap mengusap perutku. Saya cuma diam saja merasakan perutku diusap- usapnya, sentuhan Om Bayu betul- betul terasa lembut, serta lama- kelamaan terus cerah saya mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai- hingga bulu tanganku merinding dibuatnya. Kemudian Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal dasar buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, kemudian mengusap buah dadaku. Ih.., baru kali ini saya merasakan yang semacam itu, rasanya halus, lembut, serta geli, bercampur jadi satu. Tetapi tidak lama setelah itu, Om Bayu menghentikan usapannya. Serta saya kira.. yah, cuma sebatas ini perbuatannya. Tetapi setelah itu Tom Bayu bergerak ke arah kakiku.

“ Nah.., saat ini Om cek bagian dasar yah..”, katanya. Sehabis diusap- usap semacam tadi yang terus cerah membuatku agak terangsang, saya cuma dapat mengangguk pelan saja. Dikala itu saya masih menggunakan rok miniku, tetapi seketika Om Bayu menarik serta meloloskan celana dalamku. Pasti saja saya keget separuh mati.

“ Ih.., Om kok celana dalam Rini dibuka..?”, kataku dengan gugup.

“ Lho.., khan ingin ditilik.., pokoknya Rini tenang aja..”, katanya dengan suara lembut sembari tersenyum, tetapi tampaknya mata serta senyum Om Bayu penuh dengan iktikad tersembunyi. Namun dikala itu saya telah tidak dapat berbuat apa- apa.

Sehabis celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, ia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tidak berkedip memandang vaginaku yang masih mungil, dengan bulu- bulunya yang masih sangat halus serta tipis. Kemudian kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Kemudian Om Bayu mulai mengelus- elus betisku, halus serta lembut sekali rasanya, kemudian diteruskan dengan lambat- laun meraba- raba pahaku bagian atas, kemudian ke paha bagian dalam. Hii.., saya jadi merinding rasanya.

“ Ooomm..”, suaraku lirih.

“ Tenang sayang.., pokoknya nanti kalian merasa nikmat..”, katanya sembari tersenyum.

Om Bayu kemudian mengelus- elus selangkanganku, perasaanku jadi kian tidak karuan rasanya.

Setelah itu, dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari dasar ke atas.

“ aahh.., Ooomm..”, jeritku lirih.

“ Ssstt.., hmm.., nikmat.., kan..?”, katanya.

Mana sanggup saya menanggapi, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang- ulang. Pasti saja ini membuatku kian tidak karuan, saya menggelinjang- gelinjang, menggeliat- geliat ke sana- ke ayo.

“ Ssstthh.., aahh.., Ooomm.., aahh..”, eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar- putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya telah basah sekali sebab saya memanglah betul- betul sangat terangsang sekali.

Sehabis Om Bayu merasa puas dengan game jarinya, ia menghentikan sejenak permainannya itu, tetapi setelah itu mukanya mendekati wajahku, saya yang belum berpengalaman sama sekali, dengan benak yang antara siuman serta tidak siuman, cuma dapat melihatnya pasrah tanpa paham apa yang sesungguhnya lagi terjalin. Mukanya terus menjadi dekat, setelah itu bibirnya mendekati bibirku, kemudian dia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, serta basah. Tetapi Om Bayu bukan cuma mengecup, dia kemudian melumat habis bibirku sembari memainkan lidahnya, Hii.., rasanya jadi kian geli.., terlebih kala lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga saya tidak ketahui mengapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu silih bermain, membelit- belit, pasti saja saya jadi terus menjadi nikmat kegelian.

Setelah itu Om Bayu mengangkut mukanya serta memundurkan tubuhnya. Entah game apa lagi yang hendak diperbuatnya pikirku, saya toh telah pasrah. Serta eh.., edan.., seketika tubuhnya dimundurkan ke dasar serta Om Bayu tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis terkangkang, kepalanya terletak pas di atas kemaluanku serta Om Bayu dengan kilat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya serta diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku semacam menjepit kepala Om Bayu. Saya sangat kaget serta berupaya memberontak, hendak namun kedua tangannya memegang pahaku dengan kokoh, kemudian tanpa sungkan- sungkan lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.

“ aa.., Ooomm..!”, saya menjerit, meski lidah Om Bayu terasa lembut, tetapi jilatannua itu terasa menusuk vaginaku serta menjalar ke segala tubuhku, tetapi Om Bayu yang sudah berpengalaman itu, malah menjilati habis- habisan bibir vaginaku, kemudian lidahnya masuk ke dalam vaginaku, serta menari- nari di dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait- ngait ke sana- ke ayo menjilat- jilat segala bilik vaginaku. Pasti saja saya kian menggila, badanku menggeliat- geliat serta terhentak- hentak, sebaliknya kedua tanganku berupaya mendesak kepalanya dari kemaluanku. Hendak namun usahaku itu percuma saja, Om Bayu terus melaksanakan aksinya dengan ganas. Saya cuma dapat menjerit- jerit tidak karuan.

“ aahh.., Ooomm.., jaangan.., jaanggann.., teerruskaan.., ituu.., aa.., aaku.., nndaak.., maauu.., geellii.., stoopp.., tahaann.., aahh!”.

Saya menggelinjang- gelinjang semacam kesurupan, menggeliat ke sana- ke ayo antara ingin serta tidak biarpun terdapat perasaan menolak hendak namun rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi segala badanku. Om Bayu dengan kokoh memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga meski saya menggeliat ke sana- ke ayo, tetapi Om Bayu senantiasa memperoleh yang diinginkannya. Jilatan- jilatan Om Bayu benar- benar membuatku bagaikan orang kurang ingat daratan, vaginaku telah betul- betul banjir dibuatnya, perihal ini membuat Om Bayu jadi terus menjadi liar, dia bukan hanya menjilat- jilat, apalagi menghirup, menyedot- nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku apalagi disedot Om Bayu habis- habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku sangat kokoh, membuatku jadi samakin kelonjotan.



Setelah itu Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya dia membuka bibir vaginaku, kemudian di sorongkan sedikit ke atas. Saya dikala itu tidak ketahui apa iktikad Om Bayu, warnanya Om Bayu mengincar clitorisku. Ia menjulurkan lidahnya, kemudian dijilatnya clitorisku.

“ aahh..”, pasti saja saya menjerit keras sekali, saya merasa semacam kesetrum, sebab nyatanya itu bagian yang sangat sensitif buatku. Begitu kagetnya saya merasakannya, saya hingga menggangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke dasar, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, serta terus menjilati clitorisku sembari dihisap- hisapnya.

“ aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh!”, jeritku terus menjadi merajalela. Seketika saya merasakan suatu yang teramat sangat, yang mau keluar dari dalam vaginaku, semacam ingin berkemih, serta saya tidak kokoh menahannya, tetapi Om Bayu yang kayaknya telah ketahui, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.

“ Ooomm.., aa!”, tubuhku terasa tersengat tegangan besar, segala tubuhku mengencang, tidak siuman kujepit dengan kokoh pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Kemudian tubuhku bergetar bertepatan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, serta tampaknya Om Bayu tidak menyia- nyiakannya disedotnya vaginaku, dihisapnya segala cairan vaginaku. Tulang- tulangku terasa luluh lantak, kemudian tubuhku terasa lemas sekali. Saya tergolek lemas.

Om Bayu setelah itu bangun serta mulai membebaskan pakaiannya. Saya, yang baru awal kali hadapi orgasme, merasakan badanku lemas tidak bertenaga, sehingga cuma dapat memandang saja apa yang lagi dicoba oleh Om Bayu. Mula- mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, setelah itu secara kilat ia membebaskan celana panjangnya, sehingga saat ini ia cuma mengenakan CD saja. Saya agak ngeri pula memandang tubuhnya yang besar besar itu tidak berpakaian. Hendak namun kala tatapan mataku secara tidak terencana memandang ke dasar, saya sangat kaget memandang benjolan besar yang masih tertutup oleh CD- nya, mecuat ke depan. Kedua tangan Om Bayu mulai menarik CD- nya ke dasar secara perlahan- lahan, sembari matanya terus menatapku.

Pada waktu tubuhnya membungkuk buat menghasilkan CD- nya dari kedua kakinya, saya belum memandang apa- apa, hendak namun begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku tiba- tiba serasa menyudahi mengalir serta mukaku jadi pucat sebab kaget memandang barang yang terletak di antara kedua paha atas Om Bayu. Barang tersebut bundar panjang serta besar dengan bagian ujungnya yang membengkak bundar berupa topi baja tentara. Barang bundar panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 20 centimeter dengan bundaran sebesar 6 centimeter bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol bercorak biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan corak merah kehitam- hitaman mengkilat serta pada bagian tengahnya berlubang di mana nampak terdapat cairan pada ujungnya. Warnanya begitu yang diucap kemaluan pria, tampaknya mengerikan. Saya jadi ngeri, sembari menduga- duga, apa yang hendak dicoba Om Bayu terhadapku dengan kemaluannya itu.

Memandang ekspresi mukaku itu, Om Bayu cuma tersenyum- senyum saja serta tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sebaliknya tangan kanannya mengelus- elus bagian kepala kemaluannya yang nampak kian mengkilap saja. Om Bayu setelah itu berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Setelah itu Om Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sebaliknya pantatku terletak pas di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku saat ini terbuka lebar. Saya tidak dapat berbuat apa- apa, sebab badanku masih terasa lemas. Mataku cuma dapat menjajaki apa yan lagi dicoba oleh Om Bayu.

Agen Togel Terpercaya


Setelah itu ia mendekat serta berdiri pas diantara kedua pahaku yang telah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya pas berhadapan dengan kemaluanku yang sudah terpentang itu. Tangan kirinya memegang pinggulku serta tangan kanannya memegang batang kemaluannya. Setelah itu Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil serta masih tertutup rapat. Kepala kemaluannya yang besar itu mulai digosok- gosokannya sejauh bibir kemaluanku, sembari ditekannya perlahan- lahan. Sesuatu perasaan aneh mulai menjalar ke kesuluruhan tubuhku, badanku terasa panas serta kemaluanku terasa mulai mengembung, saya agak menggeliat- geliat kegelian atas perbuatan Om Bayu itu serta warnanya reaksiku itu kian membuat Om Bayu kian terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, kemudian mengecup bibirku.

“ Gimana Rin.., nikmat khan..?”, bisik Om Bayu mesra di telingaku, tetapi saya telah tidak sanggup menjawabnya, nafasku tinggal satu- satu, saya cuma dapat mengangguk sembari tersipu malu. Saya telah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu serta tidak sempat kusangka, sebab tiap hari Om Bayu sangat sopan serta ramah.

Berikutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku serta yang satu di dasar memegang penisnya sembari digosok- gosokkan ke bibir kemaluanku, perihal ini kian membuatku jadi lemas kala merasakan kemaluan yang besar memegang bibir kemaluanku, saya merasa khawatir tetapi kalah dengan nikmatnya game Om Bayu, di samping pula terdapat perasaan bimbang yang menyerang pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar itu telah amat keras serta kakiku kian direnggangkan oleh Om Bayu sembari salah satu dari pahaku dinaikan sedikit ke atas. Saya betul- betul separuh siuman serta pasrah tanpa dapat berbuat apa- apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku serta dengan sisa tenaga yang terdapat saya berupaya mendesak tubuh Om Bayu buat menahan masuknya kemaluannya itu, tetapi Om Bayu bilang tidak hendak dimasukkan seluruh hanya ditempelkan saja. Aku membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku.

Tetapi selang tidak lama setelah itu perlahan- lahan kemaluannya itu ditekan- tekan ke dalam lubang vaginaku, hingga kepala penisnya sedikit masuk ke bibir serta lubang vaginaku. Kemaluanku jadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang vaginaku, gerakan ini membuatku kaget sebab tidak menyangka Om Bayu hendak memasukan penisnya ke dalam kemaluanku semacam apa yang dikatakan olehnya. Sodokkan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang serta sedikit sakit, segala kepala penis Om Bayu telah terletak di dalam lubang kemaluanku serta berikutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk serta keluar serta selang sesaat saya mulai jadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai menjalar ke segala tubuhku, terasa terdapat yang mengganjal serta membuat kemaluanku serasa penuh serta besar, tampa siuman dari mulutku keluar suara,“ Ssshh.., sshh.., aahh. oohh.., Ooomm.., Ooomm.., eennaak.., eennaak! Saya mulai terlena saking nikmatnya serta pada dikala itu, seketika Om Bayu mendesak penisnya dengan kilat serta kokoh, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi serta merobek selaput daraku serta akupun menjerit sebab terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Bayu yang terasa membelah kemaluanku.

“ aadduuhh.., saakkiitt.., Ooomm.., sttoopp.., sttoopp.., jaangaan.., diterusin”, saya meratap serta kedua tanganku berupaya mendesak tubuh Om Bayu, tetapi sia- sia saja. Om Bayu mencium bibirku serta tangannya yang lain mengelus- elus buah dadaku buat menutupi teriakan serta menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga saya tidak bisa berkutik. Badanku cuma dapat menggeliat- geliat serta pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur buat menjauhi tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku, tetapi sebab tangan Om Bayu menahan pundakku, hingga saya tidak bisa menjauhi masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa olehku serta Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali buat membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.

“ Om.., mengapa dimasukkan seluruh, kan.., janjinya cuma digosok- gosok saja?”, kataku dengan memelas, tetapi Om Bayu tidak bilang apa- apa cuma senyum- senyum saja.

Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu, terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya dapat keluar suara, “Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh”, dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku, bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu telah tidak dapat dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat, tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang- layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak bedaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.


Melihat keadaanku Om Bayu makin terangsang, sehingga dengan ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya dapat menggeliat lemah karena per tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme dan per itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan, “Ooohh.., Riinn.., Riinn.., aakkuu.., maau.., keluar!, Ooohh.., aahh.., hhmm.., oouuhh!”.

Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian, “Ccret.., crett.., crett”, spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.

“aahh..”, Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega. Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.
“Terima kasih, sayang..”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang telah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan- perasan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat serta sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol ke sana-ke mari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah akhir cerita dewasa ini, kisah pengalaman pertama kalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.

Post a Comment

0 Comments